GAPUTA (Ganecha Putra Tama)adalah organisasi pencinta alam di SMA 3 Semarang,berawal dari beberapa anak SMA 3 Semarang yang suka naik gunung,yang kemudian membentuk KMPA (Kelompok Muda Pencinta Alam) berdiri pada tanggal 19 Agustus 1982.KMPA selanjutnya menyusun AD dan ART, dan mengusulkan BOPALA (Bojong Pencinta Alam)sebagai nama organisasi. Setelah melalui revisi beberapa kali (sekitar 1 tahun) akhirnya Bpk.Soetiman (kepala sekolah saat pada itu) memberi lampu hijau dengan syarat ditambahkan kegiatan SAR agar lebih dari pencinta alam biasanya. Pada 1 April 1984 dalam suatu upacara kecil Bpk. Soetiman meresmikan organisasi ini menjadi kegiatan ekstrakulikuler dengan nama Ganecha Putra Tama pencinta alam SAR (Gaputa SAR).


BIOPORI : Ayo Menggali .!!!

Posted on/at Senin, September 27, 2010 by Muhammad Widad Faz




BIOPORI
Pengertian :
Biopori merupakan metode penyerapan air yang bertujuan mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Dengan membuat biopori, tanah akan membentuk resapan sehingga air hujan tidak tergenang namun terserap dengan semestinya. Dengan bantuan flora dan fauna kesat mata dalam tanah.


Tujuan :
Tujuan atau peran lubang resapan biopori ternyata tidak sedikit lho. Dan walaupun anda tinggal di daerah yang jarang penduduk tetap bisa dilakukan untuk mengadaptasikan tanah sekitar menjadi lebih baik daya serapnya. Selain peresapan air, tujuan biopori lainnya adalah menambah air tanah, membuat kompos alami dan mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit. Lalu mengurangi air hujan terbuang percuma ke laut, resiko banjir dan menceah erosi tanah dan bencana longsor.
Tidak hanya pada sekitar rumah dan kantor, bisa juga di sekeliling pohon, tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman!
Tahap Membuat Biopori :
1. Buat lubang silindris ke dalam tanah pada dasar alur dengan bor biopori berdiameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100cm atau tidak melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran. Jarak antar lubang sekitar 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3. Segera isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan oleh daun pohon, pangkasan rumput halaman atau sampah dapur.
4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang atau menyusut karena proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

0 comments:

Posting Komentar